Efektivitas Terapi Katogenik Pada Remaja Akhir Dengan Obesitas Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungmedar Kabupaten Sumedang

  • Ida Ratna Safitri Politeknik Kesehatan Bhakti Pertiwi Husada
  • Yanti Damayanti Politeknik Kesehatan Bhakti Pertiwi Husada
Keywords: Obesitas, Remaja, Ibu Hamil

Abstract

Pendahuluan: Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan jumlah pengidap obesitas di dunia mencapai 650 juta, sementara anak dan remaja berusia 5 – 19 tahun yang mengalami kegemukan sebanyak 340 juta. Data Riset Kesehatan Nasional tahun 2016 juga menunjukkan bahwa sebanyak 20,7 persen penduduk dewasa Indonesia mengalami kegemukan. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2013 yang hanya berjumlah 15,4 persen. Kondisi ini menempatkan Indonesia ke dalam 10 besar negara dengan jumlah pengidap obesitas terbanyak di dunia, seperti yang disebutkan dalam Obesitas berdampak negatif pada kesehatan tubuh secara menyeluruh. Ibu hamil yang mengidap obesitas berisiko mengidap kencing manis, hipertensi, preeklamsia, bayi lahir prematur, bayi berukuran besar, kelainan bawaan pada janin, hingga keguguran. Sedangkan pada anak – anak dan remaja, obesitas meningkatkan risiko penyakit jantung, prediabetes, gangguan tulang, nyeri sendi dan tulang, dan menurunkan rasa percaya diri. Hasil: Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di lingkungan sekitar wilayah kerja puskesmas Tanjungmedar Kabupaten Sumedang, 6 remaja memiliki berat badan dengan kategori obesitas berat. Ada yang mengeluh dengan berat badannya ada yang santai saja dan menikmatinya. Keluhan tersebut disampaikan remaja saat para petugas kesehatan mengadakann promosi kesehatan di beberapa RW wilayah tersebut. Salah satu terapi nonfarmakologis yang dapat digunakan adalah terapi kategonik. Terapi kategonik adalah suatu terapi untuk mengatur pola makan dan asupan nutrisi rendah karbohidrat. Kesimpulan: Terapi ini merupakan terapi tinggi lemak dan rendah karbohidrat yang akan menciptakan keadaan ketosis dimana benda keton menjadi sumber energi utama bagi otak menggantikan glukosa. Kadar benda keton yang tinggi memberikan efek antikonvulsif, menurunkan eksitabilitas neuron dan menimbulkan efek pada jalur mamalian target of rapamycin. Terapi ini dapat diterapkan pada remaja yang mengalami obesitas.

Published
2020-12-28